Sunday, 30 October 2011

Kerahasiaan dalam Kode Data Blackberry

Berawal dari cita-cita Mihalis Mike Lazaridis. Warga negara Kanada yang lahir di Istanbul, Turki, 49 tahun silam itu, ingin menciptakan perangkat telepon genggam berkemampuan mumpuni. Dalam benaknya, gadget itu nantinya dapat menggabungkan fungsi nirkabel {wireless) dan komputer sekaligus.

Impiannya itu terwujud ketika ia mendirikan perusahaan Research in Motion (RIM). Pada 1997, RIM memperkenalkan ponsel bermerek Black-berry. Momentum itu menandai hadirnya revolusi baru di bidang teknologi informasi.

Blackberry telah melangkah lebih jauh dari sekadar fungsi bertelepon ria serta mengirim dan menerima layanan pesan singkat (SMS). Laman Communication.hotvstuffwork menjelaskan, teknologi ini memungkinkan Blackberry menyajikan layanan push mail serta Blackberry Messenger (BBM). Dengan itu, para pengguna bisa berkirim serta menerima surat elektronik (e-mail) atau pesan chatting secara real time. Ini menjadi kekhasan Blackberry.

Beragam kecanggihan ini membuat pamor Blackberry terangkat. Di Indonesia, perangkat ini pertama kali diperkenalkan pada 2004 silam dan segera menjadi tren baru.


Rahasia di balik keunggulan teknologi Blackberry bukan terletak pada prosesor yang digunakan atau sistem operasinya, melainkan server atau terminal sebagai pusat jaringan data dan informasi.

Sebenarnya, sistem kerjanya mirip terminal (workstation) pada jaringan komputer di sebuah perusahaan. Server menghubungkan seluruh perangkat komputer di kantor itu melalui kabel jaringan.

Adanya peranti itu membuat berkirim file pun tidak bisa lagi langsung dari satu komputer ke komputer. Namun, harus melalui server. Prinsip kerja semacam inilah yang terdapat pada smartphone Blackberry.

Server pusat REM berkedudukan di Kanada. Melalui server, hadirlah berbagai fitur unggulan Blackberry tadi, yakni push e-mail maupun Blackberry Messenger. Mengikuti sistem kerja itu. data yang dikirimkan dari satu perangkat Blackberry, akan diteruskan oleh operator telekomunikasi di tiap negara ke server RIM.

Tentu tidak serta-merta pengguna bisa mengaktifkan fitur ini. Menurut laman Telecomandinternet, mereka harus lebih dulu berlangganan layanan Blackberry. Internet Service (BIS) atau Blackberry Enterprise Service (BES) yang disediakan operator seluler mitra RIM, sekaligus untuk mendaftarkan nomor PIN yang adapada tiap perangkat ke server pusat.

RIM menjamin keamanan data yang dikirimkan melalui jaringan. Ini membuatnya tidak bisa disadap oleh pihak ketiga. Seperti dijelaskan pada kantor berita Reuters, RIM mengembangkan sistem khusus yang sangat kuat, yakni enkripsi (data encryption standard/DES), yang mampu melindungi keamanan pesan elektronik selama melintas di sistem jaringan.

Pada tiap akun mailbox perangkat Blackberry, telah dilengkapi kode rahasia enkripsi. Data yang dikirim dari dan ke perangkat serta terlindung enkripsi, baru bisa dibuka dengan kode rahasia tadi di perangkat penerima.

Faktor kerahasiaan inilah yang lantas dipermasalahkan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan India. Pemerintah negara-negara itu, sambung laman Reuters, meminta agar RIM membuka akses ke jaringan server mereka sehingga bisa memantau informasi yang dianggap berbahaya.

Beberapa negara, termasuk Indonesia, mengajukan syarat agar RIM membangun server atau terminal di masing-masing negara. Jurnalis sains dan teknologi, Jim Finkle dan Alastair Sharp, menjelaskan kode enkripsi tidak diuraikan begitu saja tanpa bantuan RIM.

"Secara teori, bisa saja dilakukan. Tetapi, hal itu butuh keahlian luar biasa, waktu yang lama, serta perangkat komputer berkemampuan super," papar keduanya dalam tulisan berjudul Update Blackberry Techno-logy Explained,

Lebih jauh dijelaskan, server REM memakai dua sistem transportasi enkripsi, yakni Advanced Encryption Standard (AES) serta Triple Data Encryption Standard (Triple DES). Tiap perangkat Blackberry telah ter-default dengan sistem AES berkapasitas 256 bit.


Triple DES akan mengurai secara algoritma enkripsi pesan pada perangkat penerima. Belum lama ini, RIM kembali didesak untuk memblokir konten porno sehingga tidak bisa diakses pada browser perangkatnya.

Pengamat teknologi informasi, Maswigrantoro Roes Setiyadi, menyatakan, selain pesan Blackberry Messenger, sebenarnya arus data yang lain dari Blackberry, semisal telepon, sms, atau email, tetap bisa diakses oleh pihak berwenang. Ini karena jaringan ketiga layanan tadi masuk ke sistem milik operator seluler.

Hal ini Berbeda dengan fasilitas BBM yang khusus masuk ke jaringan server REM, serta memiliki kode enkripsi, membuatnya tidak bisa disadap. "Enkripsi milik RIM bagus sekali, dia mencakup sekitar 1024 bit kode kombinasi angka, sehingga sangat sulit diuraikan begitu saja," papar dia.

Enkripsi, katanya, sudah dimulaidi tiap perangkat. Begitu pesan elektronik keluar dari gadget dan menuju jaringan operator, ia sudah terlindungi kode enkripsi. Saat data itu dikirim ke sistem jaringan server RIM, maka masuk pada closed circuit network yang tidak bisa diakses pihak ketiga.

Terkait itu. lanjutnya, RIM sulit untuk membuka begitu saja kode enkripsinya, yang bisa berdampak pada hilangnya kerahasiaan mereka. "Tapi kalau untuk case by case, jika pemerintah suatu negara menghendaki dibuka akses datanya karenamasalah keamanan nasional, RIM bersedia merespons," sambungnya.

Menurut Maswigrantoro, konten di internet pada perangkat Blackberry dapat dibuka dari dua jalur. Pertama, melalui fasilitas 3G atau GPRS yang terdapat pada server operator seluler. Kedua, dari server REM. Di samping itu pula, bisa dibuka lewat fitur bluetooth maupun wifi.

"Kalau pemblokiran hanya dari server RIM, maka di perangkat ponselnya sendiri masih terdapat akses lain. Jadi, hal ini perlu diperhatikan,"ujarnya.

Sumber : http://bataviase.co.id/node/531402

No comments:

Post a Comment